BANDARLAMPUNG – Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui keluarga Arma Wulan Sari (17) pelajar yang mengalami pendarahan otak dan Suranto (54) yang menderita kanker kulit. Keduanya masuk dalam _scanning media_ Kementerian Sosial dan segera mendapatkan penanganan.
“Pertama saya ucapkan terima kasih kepada rekan media dan media sosial karena kami bisa membantu meringankan beban dari Mbak Wulan dan Pak Suranto. Ini berkat informasi dari media dan media sosial,” kata Mensos setelah berbincang dengan keluarga di Hotel Radisson, Bandar Lampung, Kamis, (22/6).
Mensos menuturkan keduanya telah mendapatkan bantuan dari Kemensos maupun dari donasi orang-orang baik. Bantuan yang diterima adalah bantuan operasional yang tidak ditanggung BPJS.
“Kalau pengobatan memang sebagian besar sudah ditanggung BPJS, tapi pengeluaran lain yang tidak ditanggung BPJS, Nah ini kenapa kemudian saya minta bantuan dari kitabisa.com sehingga saat ini kita serahkan mumpung saya ke Lampung,” katanya.
Dikatakan Mensos, keluarga Arma dan Suranto juga diberikan bantuan usaha agar bisa memiliki penghasilan untuk merawat keduanya. “Dari kita (Kemensos), bantuan biasanya biaya transportasi. Pengobatan kita akseskan kepada BPJS. Selain permintaan modal usaha dari beliau-beliau ini. Jadi ada sedikit uang untuk operasional juga dari Kemensos,” katanya.
Arma Wulan Sari mengalami kecelakaan yang mengakibatkan pendarahan di otak. Pelajar Kelas I SMA ini didiagnosa mengalami Gangguan Mental Organik yang mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dan menyebabkan gangguan perilaku. Arma telah menjalani operasi pada 15 September 2022 dengan biaya ditanggung oleh Jasaraharja sebesar Rp20 juta. Sedangkan diprediksi oleh RS, pengobatan akan menghabiskan biaya kurang lebih Rp30- 40 juta, sehingga masih ada selisih kekurangan biaya operasi Rp10-20 juta.
Ayah Arma, Arman (58), bekerja sebagai buruh tani di tempat tinggalnya di Desa Kusa, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Dengan penghasilan yang tidak menentu, ia merasa kesulitan membayar biaya perawatan. Apalagi Arma diharuskan menjalani terapi.
Kementerian Sosial melalui Sentra Terpadu Inten Soeweno Bogor memberikan bantuan operasional selama proses pengobatan. Selain itu Kemensos juga melakukan advokasi agar pengobatan bisa ditanggung BPJS. Kemensos juga memberikan bantuan usaha berupa jualan mie ayam untuk menambah pendapatan keluarga dan melatih Arma belajar tanggung jawab (membantu berjualan). Usaha ini pernah digeluti ibunya, namun berhenti karena modalnya habis.
Adapun Arma mendapatkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI)
berupa pakaian, nutrisi, kebutuhan dasar, biaya perawatan kesehatan, dan modal usaha senilai Rp18 juta. Sedangkan dari hasil donasi kitabisa.com terkumpul sebesar Rp49,2 juta.
Suranto penderita kanker wajah selama 10 tahun terakhir. Warga Desa Kalidadi, Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah itu, sudah menjalani 4 kali operasi, namun kondisinya belum membaik. Semua biaya operasi ditanggung oleh BPJS Mandiri.
Namun sejak tahun 2019 hingga sekarang belum pernah dilakukan penanganan medis karena iuran BPJS Mandiri kelas 3 sebesar Rp140 ribu per bulan untuk empat anggota keluarga tidak terbayar. Tunggakan BPJS Mandiri sampai Maret 2023 sebesar Rp2,97 juta.
Sebelum sakit, Suranto bekerja sebagai buruh kebun jagung dengan upah Rp25.000 per hari. Sedangkan istrinya, Mariyam (48) pernah berjualan pecel di depan rumah dengan rata-rata penghasilan bersih per hari Rp40.000. Setelah Suranto sakit, istrinya tidak berjualan lagi, karena merawat suaminya dan kehabisan modal usaha.
Adapun Kemensos melalui Sentra Wyata Guna di Bandung melakukan intervensi dengan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar sembako dan nutrisi, bantuan uang pelunasan BPJS, dan membantu memproses pengalihan dari BPJS Mandiri ke BPJS PBI.
Kemensos memberikan bantuan ATENSI berupa Pemenuhan Kebutuhan Dasar senilai Rp11 juta, sedangkan dari kitabisa.com sebesar Rp70,1 juta.