BANDARLAMPUNG – Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Lampung kabarnya sudah memerintahkan orang lapangan, untuk
me-ngecek ulang pada lokasi mana tiga titik pembangunan sumur bor yang
dikabarkan tidak diketahui keberadaannya.
“Kalau itu, sudah dicek. Ada titik yang dimaksud. Pak Kepala (BPBD
Lampung) sudah perintahkan orang lapangan ‘ngecek’ ulang lokasi yang
dimaksud,” kata Indra Utama, Sekretaris BPBD Lampung menjawab
pertanyaan wartawan, Senin (29/1/2024).
Pernyataan ini disampaikan, menyikapi dugaan tiga titik sumur bor yang tidak
diketahui keberadaannya itu, masing-masing berlokasi di Jalan KH Ahmad
Dahlan Pahoman, di Jalan MS Batubara, Telukbetung dan di Jalan WR
Supratman, kesemuanya masuk wilayah Kota Bandarlampung.
Indra Utama juga berusaha meluruskan pemberitaan media massa, bahwa
pembangunan sumur bor pada tahun anggaran 2022 lalu, bukan sebanyak 178
titik. “Setau saya, sumur bor tahun 2022 itu sekitar 70-an titik. Kalau 178
titik dengan nilai 23 miliar, gak ada senilai itu,” kata Indra melalui pesan
whatsApp.
Diberitakan sebelumnya, hasil investigasi pada pertengahan 2023, diperoleh
data bahwa proyek 178 sumur bor yang dibiayai APBD Lampung pada tahun
anggaran 2022, diduga banyak yang tidak bermanfaat. Kegiatan ini, dikelola
oleh BPBD Provinsi Lampung.
Diketahui pula bahwa, pembuatan sumur bor tersebar di beberapa wilayah
kabupaten kota se-Lampung, merupakan program Gubernur Lampung, Arinal
Djunaedi.
Tujuannya, untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih bagi masyarakat
menghadapi musim kemarau 2023. Namun sayangnya, program mulia
tersebut justeru tidak sesuai dengan harapan masyartakat.
Untuk tiga titik sumur bor yang tidak diketahui keberadaannya itu, masing-
masing berlokasi di Jalan KH Ahmad Dahlan Pahoman, di Jalan MS Batubara,
Telukbetung dan di Jalan WR Supratman, kesemuanya masuk wilayah Kota
Bandarlampung.
Beberapa waktu lalu, Ketua AML Sunawardi menilai, ada masalah serius yang
harus diungkap di balik perealisasian 178 titik pembuatan sumur bor yang
tersebar di sejumlah kabupaten kota se-Provinsi Lampung ini, agar
permasalahan tidak simpang siur.
Apalagi, kata dia, berdasarkan penelusuran wartawan sebagian proyek sumur bor -saat ini- dalam kondisi terbengkalai. Bahkan, ada yang belum sepnuhnya
selesai dikerjakan. Padahal, per satu lokasi sumur bor dialokasikan sebesar
Rp130.000.000.
Ditemukan juga dilapangan, jika pipa penyalur air dari mesin penyedot hingga
kran air, banyak yang rusak. Padahal, proyek ini belum sampai satu tahun.(tim)