Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaBerita Utama

Dilaporkan ke Polres Metro, Prof Ida Umami Bongkar “Persoalan” di IAIDA Lampung

298
×

Dilaporkan ke Polres Metro, Prof Ida Umami Bongkar “Persoalan” di IAIDA Lampung

Sebarkan artikel ini

METRO – Prof Ida Umami buka suara terkait kedatangan Dr (cand) Qudratullah Siddik (Gus Sodiq) ke Mapolres Kota Metro Senin (8/1/24) kemarin yang mendorong Polres untuk mengusut dugaan penipuan Program Bantuan KIP Bagi Mahasiswa IAIDA Lampung.

Ida umami menyatakan bahwa dirinya tidak terkait dengan program bantuan KIP IAIDA Lampung.

“Saya juga tidak mengenal staf keuangan yayasan Darul A’mal yg bernama Wulandari Safitri dan sama sekali belum pernah berhubungan apalagi terkait dengan program bantuan KIP IAIDA Lampung,” ujar Ida Umami lewat keterangan tertulis kepada redaksi, Selasa (9/1/24).

Ia juga membebeberkan apa yang sebenarnya terjadi terjait adanya laporan yang menjanjikan program KIP bagi 90 mahasiswa IAIDA Lampung dan memerintahkan membayar biaya pembukaan akun sebesar Rp 300.000 / mahasiswa.

“Jadi, saat pendaftaran mahasiswa antara bulan Juni 2023, animo mahasiswa baru sangat sulit untuk ditingkatkan karena IAIDA baru satu tahun berdiri.
Saudara Sartono yang Istrinya juga merupakan dosen IAIDA menyampaikan bahwa beberapa perguruan tinggi memperoleh progran KIP dan menawarkan program yg sama, ” ungkap Ida Umami.

Ida Umami yg waktu itu sebagai rektor IAIDA Lampung menyambut baik tawaran tersebut dan meminta untuk presentasi di depan seluruh jajaran pimpinan termasuk Wakil Rektor 2 IAIDA Lampung Afit Titto Purwani.

“Dengan menggunakan handphone, lewat saudari Afit, Ida umami melakukan kontak langsung meminta persetujuan kepada Gus Sodik sebagai ketua yayasan dan mendapatkan persetujuan. Beberapa hari kemudian saudara Sartono dan tim yaitu Saudara Suyanto mengambil kelengkapan data dan meminta uang muka, karena menurut Wakil Rektor 2, yayasan belum punya uang maka Ida Umami memberikan ATM-nya beserta pinnya kepada saudara Afit Titto (WR3) untuk transfer kepada Suyanto,” bebernya.

Beberapa hari kemudian, lanjut Ida, ia ada tugas ke Jakarta.

“Waktu mau berangkat ke Jakarta, saya melepas serta menitipkan kalung beserta liontinnya kepada saudara Afit Titto (WR 2) dan berpesan apabila yayasan belum punya uang maka kalung tersebut bisa digadaikan untuk menambah pembukaan akun tersebut. Sampai kemudian sepulang dari Jakarta, saudara Afit melaporkan bahwa yayasan sudah membayar uang tersebut dan juga mengembalikan uang yang telah di transfer. dan semua ini dilakukan oleh Saudari Afit. Dan setelah proses tersebut saya tidak bisa mengawal program tersebut karena sudah tidak di IAIDA lagi,” jelasnya.

Ida juga menjelaskan bahwa ada 90 mahasiswa yang membuka akun untuk bnatuan KIP terdiri dari 30 mahasiswa semester 3 yang memang secara mandiri kuliah dan 60 lainnya adalah mahasiswa baru.

“Kepada mahasiswa tersebut tidak pernah ada janji untuk mendapatkan KIP, tetapi beasiswa bebas SPP. Sedangkan pengusulan KIP hanya bersifat untung-untungan jika memenuhi syarat,” tuturnya.

“Dalam beberapa kali rapat pimpinan, disampaikan bahwa apabila program KIP berhasil, ya Alhamdulillah dan bila tidak, maka SPP 60 mahasiswa baru tersebut bisa menggunakan beasiswa dngan menggunakan sistem “gendongan” dengan 17 mahasiswa Beasiswa KIP Reguler. Nah, uang Rp 27.000.000 (untuk membuka akun 90 mahasiswa) tersebut bisa dianggap sebagai biaya sosialisasi karena mendapatkan tambahan 150 mahasiswa. Bonus per-mahasiswa Rp 250.000 bisa dikumpulkan untuk membayar uang nya, dan hal tersebut juga sudah disetujui Ketua Yayasan (Gus Sodiq), ” tambahnya.

Dalam keterangan tertulis itu, Prof Ida Umami selaku rektor IAIDA saat itu tidak ikut campur terkait pengelolaan uang di kampus.

“Sebenarnya masalah utama ada di keuangan yang dipegang oleh Saudari Titto yang juga merupakan istri Wakil Rektor 3, yakni saudara Willy. Ia yang memiliki kewenangan mutlak bersama TPS Yayasan. SPP mahasiswa itu juga hitungan dan pengelolaannya terpusat. Rektor sama sekali tidak bisa menyentuh dan campur tangan,” pungkasnya.

Untuk itu, ia berharap agar Saudari Afit Titto Purwani sebagai Wakil Rektor 2 dan sebagai satu-satunya sumber akses Informasi IAIDA ke Ketua Yayasan dan sekaligus rektor bisa mengelola keuangan dengan lebih baik.

Untuk diketahui, Senin (8/1/24) kemarin, Ketua Yayasan sekaligus Rektor IAIDA Lampung Dr (cand) Qudratullah Siddik datangi mapolres Kota Metro

Kedatangan pria yang akrab dipanggil Gus Sodiq ini untuk menindaklanjuti Laporan Perkara yang telah dilaporkan oleh stafnya di SPKT Polres Metro beberapa bulan yang lalu.

Untuk diketahui, Staf Keuangan yayasan Darul A’mal  Wulandari Safitri telah melaporkan dugaan tindak pidana penipuan Program Bantuan KIP Bagi Mahasiswa IAIDA Lampung yang dimana sebelumnya Ex rektor IAIDA Lampung IDA Umami bersama Suyanto menjanjikan Program KIP bagi 90 Mahasiswa IAIDA lampung.

Saat itu, 90 mahasiswa diminta untuk membayarkan biaya pembukaan akun sebesar Rp300.000/ mahasiswa dengan total dana senilai Rp. 27.000.000 dan akan menggantikan uang tersebut apabila dana KIP tersebut sudah cair.

Berjalannya waktu, program tersebut tidak terealisasi dan uang pembukaan Akun mahasiswa pun lenyap, akhirnya perkara ini pun dilaporkan ke Mapolres Metro

“Kedatangan kami ke Polres Metro dalam rangka menindaklanjuti laporan staf keuangan kami di Mapolres Metro beberapa waktu yang lalu serta mendampingi Wakil rektor IAIDA Afit Tito untuk memberikan keterangan di Mapolres Metro,” ujar Gus Sodik.

Ia berharap agar Polres Metro bisa segera menindaklanjuti Laporan stafnya.

” Harapan kami agar pihak Penegak Hukum bisa secara Profesional mengungkap dan melakujan penegakan hukum secara presisi. Kami juga berharap semoga kedepannya tidak ada lagi kejadian-kejadian seperti ini yang terulang kembali,” tutupnya. (*)