BANDARLAMPUNG – Kelompok sukarelawan Crivisaya Ganjar yang terdiri dari para Alumni Muda Universitas Sriwijaya (Unsri) dan Universitas Lampung (Unila) menggelar workshop pembuatan tempoyak, Minggu (19/11/2023).
Koordinator Wilayah (Korwil) Crivisaya Lampung Harsya Billy mengakui para sukarelawan Ganjar juga siap membantu warga yang ingin menjual tempoyak untuk mengurus legalitas produk maupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Banyak yang melakukan (memproduksi tempoyak) ini kemudian dijual sebagai nilai tambah. Dan, banyak juga UMKM tempoyak di Lampung khususnya itu sudah ada. Tapi, mereka kebanyakan belum paham terkait legalitas,” ujarnya.
Tempoyak merupakan salah satu jenis kuliner khas Provinsi Lampung yang terbuat dari hasil fermentasi buah durian dan digunakan sebagai bahan campuran lauk-pauk oleh masyarakat lokal.
Namun, dia melihat banyak pelaku UMKM yang memproduksi dan menjual tempoyak secara luas justru belum memiliki legalitas hukum untuk melindungi produk dan bisnisnya itu.
“Mungkin nanti kita ke depannya akan memberikan pengarahan lebih lanjut terkait legalitas dari pada UMKM ini. Agar, produknya ini bisa (dipasarkan dalam) jejaringnya luas hingga nasional mungkin internasional,” kata Billy.
Seperti biasanya, kegiatan para sukarelawan Crivisaya Ganjar kali ini juga mendapat respons positif dari para peserta lantaran manfaatnya yang langsung dirasakan oleh mereka.
“Antusiasme (peserta) sangat luar biasa. Karena, memang kegiatan ini identik dengan budaya. Jadi, mereka sudah paham dari kecil sampai dewasa mereka memang terbiasa dengan pengolahan tempoyak. Jadi, mereka sangat senang,” kata Billy.
Antusiasme peserta itu pun dinilai sebagai bentuk dukungan terhadap Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
“Dukungan untuk Pak Ganjar pasti selalu konkret lah kita. Terutama, (dari warga) yang kita berdayai untuk relawan, pasti orang-orang yang sangat mencintai Pak Ganjar. Jadi, dengan kegiatan ini (menunjukkan) mereka itu sepenuh hati karena memang semuanya mendukung Pak Ganjar,” tuturnya.
Terkait kegiatan kali ini, dia mengapresiasi para sukarelawan Crivisaya Ganjar karena mereka bisa lebih mengenal makanan khas daerahnya meskipun sudah mengonsumsinya sejak kanak-kanak.
Setelah mengikuti kegiatan tersebut, Lisawati pun mengaku tertarik membuka usaha yang khusus memproduksi dan menjual tempoyak untuk melestarikan makanan khas Lampung.
“Kalau kita (sekeluarga) suka karena kita orang Sumatera. Jadi, kalau makan tempoyak itu memang ciri khasnya. Sebenarnya ingin (menjual tempoyak) asal ada duriannya yang bagus, yang banyak isinya. Jadi, kalau kita membuat yang kualitasnya bagus otomatis jadinya lebih bagus,” tuturnya. (*)