Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Unila

Aqtiadta, Inovasi Alat Pelacak Lokasi Ikan dari Tim PKM-KC Unila

78
×

Aqtiadta, Inovasi Alat Pelacak Lokasi Ikan dari Tim PKM-KC Unila

Sebarkan artikel ini

Bandar Lampung – Sebagai negara kepulauan, Indonesia tentunya memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat banyak dan beragam, termasuk yang ada di laut. Ada banyak sekali kekayaan laut yang terhampar luas di seluruh penjuru negeri, dan salah satu daerah tersebut adalah Kabupaten Tanggamus.

Kabupaten Tanggamus memiliki wilayah perairan yang luas dan hasil kekayaan laut yang melimpah. Namun sayangnya, masih banyak masyarakat di daerah tersebut yang tergolong kurang mampu, sehingga belum bisa memanfaatkan hasil lautnya dengan optimal.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, banyak masyarakat wilayah Tanggamus yang berprofesi sebagai nelayan. Meskipun memiliki laut yang begitu luas, masyarakat belum bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan secara maksimal, karena metode penangkapan dan alat yang kurang memadai, serta faktor cuaca yang tidak menentu untuk menangkap ikan dalam jumlah yang banyak.

Berbagai masalah yang keresahan tadi membuat para mahasiswa Universitas Lampung (Unila) termotivasi untuk menciptakan inovasi alat pendeteksi lokasi ikan yang diberi nama Aqtiadta (Aqua Time Adventage Tanggamus), yakni berupa prototipe jam digital sebagai solusi inovatif untuk para nelayan, termasuk di wilayah Kabupaten Tanggamus.

Para mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Fakultas Teknik (FT) Unila. Mahasiswa tersebut diantaranya yakni Hadi Wijoyo, Budi Cahyono, Deni Anggara, Tiara Katrina, dan Shabil Ramadhan. Mahasiswa tim PKM Jam Digital berada dibawah bimbingan dosen Suroto, S.Pd., M.Pd.

Produk Aqtiadta ini bertujuan dalam memudahkan aktivitas nelayan ketika sedang berada di lautan. Adapun manfaat lainnya yang terdapat dalam produk inovasi Aqtiadta ini adalah mengetahui dimana titik/tempat berkumpulnya ikan, menentukan cuaca di sebuah lokasi, serta menangkap sinyal mengenai info keselamatan bagi para nelayan saat di laut.

Proses penelitian dimulai dari observasi lapangan di Kabupaten Tanggamus untuk mengumpulkan data, mengamati kondisi laut, sekaligus melakukan wawancara terkait kebutuhan nelayan, permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan, serta tantangan dan juga hambatan ketika sedang melaut.

Hadi Wijoyo, selaku anggota dari tim Jam Digital juga menjelaskan terkait kunci keberhasilan dan keunggulan alat inovasi Aqtiadta saat diajukan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC).

“Sebenarnya, ada banyak proposal PKM yang memiliki ide yang menarik dan unggul, tetapi belum sesuai dengan buku panduan PKM nya. Padahal, salah satu kunci agar bisa lolos pendanaan dan persyaratan administrasi internal (Universitas) adalah sesuai dengan aturan dana memahami pedoman yang dibuat” ujar mahasiswa Pendidikan Ekonomi ini, Sabtu, 14 September 2024.

Dilansir dari akun instagram @jamdigital_pkmkcunila, fokus utama prototipe Aqtiadta ini terletak pada hasil dari gabungan beberapa komponen seperti papan uji coba tau Bread Board, Mikrokontroller Arduino UNO, serta Oled atau display untuk menampilkan jam digital secara real time di layar.

Produk jam pada Aqtiadta ini juga mampu menampilkan waktu secara real time yang dilengkapi dengan modul RTC DS3231. Selain itu, alat pendeteksi Aqtiadta juga menggunakan arduino dan sensor ultrasonik yang digunakan untuk mengukur objek jarak serta dilengkapi dengan motor servo.

Tim PKM-KC Jam Digital berharap, produk inovasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian PKM yang berdampak dan menunjukkan kepada masyarakat betapa pentingnya teknologi untuk mengatasi masalah sosial ekonomi. Tentunya, inovasi ini juga diharapkan dapat membantu pembangunan daerah dan berdampak langsung kepada masyarakat.

“Motivasi kami dalam pembuatan produk inovasi Aqtiadta ini tentunya adalah tanggung jawab. Setiap usaha yang kami peroleh, pendanaan, serta permasalahan yang dialami oleh para nelayan khususnya di Tanggamus harus segera ditindak lanjuti. Kami menemukan potensi dari banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, agar sumber penghasilan mereka juga semakin meningkat. “ ujar Hadi

Bagi tim PKM Jam Digital, proyek ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju perubahan yang lebih besar, dimana teknologi lokal dapat bersinergi dengan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi para nelayan. (*)

Artikel ini telah tayang di website Unila.ac.id